Mensesneg: Fokus Korban, Prabowo Tetapkan Prioritas Nasional

Mensesneg Prasetyo Hadi tegaskan seluruh sumber daya nasional dikerahkan untuk korban di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Presiden perintahkan Dana Siap Pakai dikucurkan penuh.

Redaksi
dok. Istimewa

JAKARTA | KlikGenZ – Pemerintah saat ini memilih fokus 100% pada penanganan korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ketimbang memperdebatkan status bencana nasional.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan, semua sumber daya negara sudah dikerahkan habis-habisan untuk mempercepat penanganan di tiga provinsi tersebut.

“Yang paling penting adalah penanganannya. Saudara-saudara tadi sudah bisa lihat bahwa semenjak terjadinya bencana di Aceh, Sumatera Utara maupun juga Sumatera Barat, seluruh sumber daya nasional bekerja keras untuk melakukan penanganan,” ujar Prasetyo di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

Meski status bencana nasional belum ditetapkan, Prasetyo menekankan bahwa keputusan itu melibatkan banyak pertimbangan. Namun, intinya, respon cepat di lapangan adalah yang terpenting.

Baca Juga  Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor: Tembus Rp 2,08 Juta per Gram

Presiden Prabowo Subianto sendiri telah memerintahkan kementerian terkait untuk all-out memberikan dukungan penuh, termasuk anggaran, demi memastikan proses pemulihan berjalan maksimal.

Senada dengan Mensesneg, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan Presiden Prabowo menginstruksikan agar dampak bencana ini ditangani sebagai prioritas nasional.

“Presiden memberikan instruksi agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional, termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh, secara total, salah satunya pada saat (masa) tanggap darurat ini menggunakan Dana Siap Pakai,” kata Pratikno.

Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak 25 November 2025 ini telah menelan korban jiwa. Data terakhir per 3 November 2025 menunjukkan 804 jiwa meninggal dan 634 jiwa masih hilang.*