PADANG | KlikGenZ – Di sudut ruang kelas yang disulap menjadi tempat pengungsian, seorang anak perempuan tampak begitu sibuk dengan crayon warna-warni di tangannya. Wajahnya berbinar setiap kali warna itu menempel rapi di atas kertas. Ia adalah Embun, 8 tahun, siswa kelas dua SD Bustanul Ulum.
Sejak banjir bandang menerjang Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Jumat (28/11/2025) lalu, Embun tak lagi memiliki rumah untuk pulang. Tempat tinggalnya hanyut, hanya menyisakan lantai yang masih tertinggal di lokasi bencana.
“Rumah sudah hilang dibawa banjir, tinggal lantainya saja,” ucap Embun lirih saat ditemui di pengungsian SD 02 Cupak Tangah, Jumat (5/12/2025).
Meski kecil, Embun dikenal cerdas dan komunikatif. Ia tak segan menjawab setiap pertanyaan dengan lugas. Sebelum musibah melanda, sepulang sekolah ia kerap membantu orang tuanya mencari nafkah. Bersama sang ayah, Embun mengamen di kawasan Pasar Baru, bernyanyi dari satu kendaraan ke kendaraan lain yang sedang berhenti.
Rutinitas itu kini terhenti. Hari-harinya diisi dengan menunggu kepastian di pengungsian—tidak tahu kapan ia bisa kembali memiliki tempat tinggal.
Ketika Ketua TP-PKK Kota Padang datang mengunjungi para pengungsi, mata Embun kembali berbinar. Apalagi saat ia melihat crayon dan lembaran gambar dibagikan untuk anak-anak.
Perlahan ia memilih satu kertas bergambar rumah di tepi sungai. Tanpa banyak bicara, ia mulai mewarnainya. Goresan warnanya rapi, tak satu bagian pun terlewat.
“Saya rindu rumah,” katanya pelan, namun tegas.
Dalam kompetisi mewarnai kecil itu, gambar Embun menjadi yang paling mencuri perhatian. Rumah dalam lembar warnanya tampak cerah dengan warna pink yang dipilih teliti oleh jemari mungilnya.
“Embun sangat telaten. Karena itu Ibu Ketua PKK menetapkannya sebagai juara pertama,” ujar Pengurus PKK Kota Padang, Mayesti.
Embun tersenyum bangga. Kertas bergambar rumah itu ia peluk erat–seolah menjadi pengganti rumah yang hilang terbawa arus. Di tengah trauma dan ketidakpastian, secarik kertas berwarna itu menjadi tempat Embun menyimpan rindu.
Rindu pada rumahnya.
Rindu pada kehidupan sebelum banjir datang. Dan harapan kecil itu, kini terlipat rapi dalam gambar yang ia dekap.
(Charlie Ch. Legi diskominfo padang)






