News  

Relawan Medan Terobos Banjir dan Lumpur, Irham Hasibuan Selamatkan Warga dengan Alat Seadanya

Dari Bahorok hingga Covid-19, Irham Jami’a Hasibuan kembali turun ke lapangan membantu korban banjir dan longsor di Kota Medan

Redaksi
Kondisi di Sumatra Utara pascabencana. Foto hanya ilustrasi. (Foto: dok Ansor Sumut)

Medan | KlikGenZ — Hujan deras bercampur lumpur merendam sejumlah wilayah di Kota Medan. Di tengah kondisi darurat tersebut, Irham Jami’a Hasibuan (40) memilih turun langsung menjadi relawan di tanah kelahirannya sendiri. Kota Medan, tempat ia tumbuh dan menetap, kini dilanda banjir dan tanah longsor yang memaksa banyak warga bertahan dalam kondisi serba terbatas.

Bagi Irham, menjadi relawan bukanlah hal baru. Ia telah lama terlibat dalam berbagai penanganan bencana, mulai dari banjir Bahorok pada 2003 hingga pandemi Covid-19 pada 2020 bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam setiap penugasan, Irham tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Seluruh tenaga ia kerahkan demi menyelamatkan warga serta harta benda yang masih bisa dievakuasi dari genangan banjir.

Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah saat menyaksikan warga kehilangan hampir segalanya. Banyak korban terjebak di rumah yang telah terendam hingga setengah bangunan.

Baca Juga  Obati Kerinduan Masyarakat, Bupati John Kenedy Aziz Pastikan Event Pacu Kuda Di Duku Banyak Berjalan Sukses

“Saya sering melihat pemandangan yang sangat menyayat hati. Banyak warga tidak punya apa-apa lagi, bahkan hanya baju di badan karena semuanya hanyut terbawa banjir,” ungkap Irham kepada NU Online, Sabtu (13/12/2025).

Ia menuturkan, saat hendak mengevakuasi warga, ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. Irham sempat berniat mengambil perahu karet, namun peralatan tersebut tidak tersedia di lokasi.

“Saya akhirnya kembali menerobos air. Di dalam rumah, kami menyelamatkan seorang anak kecil dengan memasukkannya ke dalam kontainer plastik. Sementara ibu-ibu dipandu bersama-sama mendorong kontainer itu menuju tempat yang lebih aman,” kisahnya.

Selama bencana berlangsung, hujan terus mengguyur kawasan terdampak. Kondisi tanah yang lembap, udara yang kotor, serta minimnya fasilitas kesehatan membuat para pengungsi rentan terserang penyakit. Irham pun berupaya mencari solusi tercepat dan paling memungkinkan untuk membantu warga.

Baca Juga  Andre Rosiade Kunjungi Asrama Mahasiswa Minang di Yogyakarta, Janji Bantu Renovasi

“Saya berusaha mencari langkah yang cepat dan mudah agar warga bisa segera ditangani,” katanya.

Berbagai rintangan kerap menghadang langkahnya. Akses jalan yang licin serta keterbatasan peralatan membuat proses evakuasi penuh risiko. Dalam kondisi tersebut, Irham hanya mengandalkan keberanian dan tekad.

“Saya benar-benar hanya mengandalkan niat dan keberanian. Selebihnya saya pasrahkan kepada Allah SWT, karena kondisi tanah di sekitar lokasi sangat sulit dilalui,” ujarnya.

Bagi Irham, menolong sesama bukan sekadar tugas kemanusiaan, melainkan bagian dari ibadah.
“Menolong orang lain adalah perbuatan mulia. Walaupun banyak kesulitan, kalau ada rasa kebersamaan, hambatan itu terasa lebih ringan,” pungkasnya. (*)