Kondisi ini dipicu oleh sirkulasi siklonik yang berkembang di Laut China Selatan, yang memengaruhi pola angin di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Sumatra Utara.
Kepala BMKG Wilayah I, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa sistem siklonik tersebut memicu perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin di wilayah Sumut. Kondisi ini meningkatkan potensi pembentukan awan hujan dengan intensitas tinggi.
“Dalam beberapa hari terakhir, curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat tercatat di beberapa wilayah, salah satunya di Mandailing Natal dengan curah hujan mencapai 125 milimeter,” ujar Hendro, dikutip dari Sumut Pos, Rabu (17/12).
Selain pengaruh siklonik, aktivitas Gelombang Kelvin juga turut memperkuat potensi hujan. Ditambah lagi, kondisi kelembapan udara yang masih tinggi serta atmosfer yang relatif labil membuat wilayah Sumatra Utara rawan hujan ekstrem.
“Kondisi tersebut menambah potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Sumut sehingga tetap perlu diwaspadai,” tambahnya.
BMKG mencatat sejumlah daerah yang berpotensi diguyur hujan sedang hingga sangat lebat, meliputi Langkat, Medan, Binjai, Deliserdang, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan, Karo, Dairi, Toba, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Asahan, Batubara, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, hingga wilayah kepulauan Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli, dan Labuhanbatu.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menyesuaikan aktivitas harian, serta mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
“Selalu merujuk pada informasi resmi BMKG dan tidak mudah mempercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kepala daerah juga diimbau berkoordinasi dengan BPBD, TNI, dan Polri setempat,” tegas Hendro.
Sementara itu, dampak banjir bandang yang menerjang wilayah Tapanuli sekitar tiga pekan lalu masih menyisakan duka mendalam. Hingga kini, tercatat 364 orang meninggal dunia, 75 orang masih dinyatakan hilang, serta lebih dari 2.300 warga mengalami luka-luka.(*)
Sumber: cna.id






