“Dalam kondisi darurat seperti ini, fokus kami adalah membuka akses secepat mungkin, mengamankan alur sungai, dan memastikan masyarakat tidak terisolasi. Kementerian PU bergerak cepat dengan dukungan alat berat dan koordinasi lintas sektor agar penanganan berjalan efektif dan tepat sasaran,” ujar Menteri Dody.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Naryo Widodo, menyebutkan bahwa Kementerian PU telah menurunkan tiga unit ekskavator, dan dalam waktu dekat akan ditambah untuk mempercepat pekerjaan di lapangan.Material batuan dan sedimen yang menumpuk di Sungai Batang Sumpur tidak dibuang percuma. Justru dimanfaatkan kembali sebagai tanggul sungai, guna memperkuat tebing dan mengendalikan aliran air agar tidak kembali meluap ke permukiman warga maupun badan jalan.Namun, proses pengerjaan tetap menyesuaikan kondisi cuaca. Saat hujan atau debit air meningkat, pekerjaan terpaksa dihentikan sementara demi keselamatan petugas dan alat berat.
“Kolaborasi ini membuat pekerjaan normalisasi sungai dan pemulihan jalan bisa dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi, sehingga dampak bencana dapat segera diminimalkan,” katanya.
Sementara itu, Wali Nagari Sumpur, Fernando, menekankan bahwa normalisasi sungai juga berdampak besar pada sistem irigasi pertanian di wilayah hilir.
“Bencana ini sebelumnya berdampak pada 12 rumah dan satu mushola. Kami berharap pemulihan cepat ini membuat aliran air terkendali dan irigasi kembali normal untuk mendukung pertanian warga,” ungkapnya.
Melalui percepatan normalisasi sungai dan pembangunan jalan penghubung sementara, Kementerian PU bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen menjaga konektivitas wilayah Nagari Sumpur, Guguak Malalo, dan sekitarnya, agar kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dapat pulih secara bertahap dan berkelanjutan.(Tri/pu.go.id)





