TANAH DATAR | KLIKGENZ — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak cepat menangani dampak longsor dan banjir bandang (galodo) yang menerjang kawasan Jembatan Kembar Margayasa KM 67+000 di Silaiang Bawah, perbatasan Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Penanganan difokuskan pada pengecekan menyeluruh struktur jembatan serta penguatan tebing Sungai Batang Anai, guna memastikan keselamatan dan keberlanjutan konektivitas jalur nasional Padang–Bukittinggi yang menjadi nadi utama mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di Sumbar.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa konektivitas jalan nasional menjadi prioritas utama dalam setiap penanganan pascabencana.
“Jalur Padang–Bukittinggi adalah urat nadi pergerakan orang dan barang di Sumatera Barat. Karena itu, setiap langkah penanganan kami lakukan dengan prinsip kehati-hatian, memastikan aspek keselamatan terpenuhi sebelum fungsi layanan dikembalikan secara penuh,” ujar Menteri Dody.
Jembatan Kembar Margayasa sendiri merupakan titik krusial yang menghubungkan kawasan pesisir Kota Padang dengan wilayah dataran tinggi Bukittinggi dan sekitarnya. Keberadaannya sangat vital bagi aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya di kawasan Lembah Anai.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi, menyebutkan bahwa pengecekan awal pascabanjir telah dilakukan secara menyeluruh.
“Berdasarkan hasil evaluasi, tidak ditemukan penurunan kondisi struktur jembatan. Namun, diperlukan proteksi tambahan pada oprit dan pilar jembatan yang mengalami gerusan arus banjir,” jelas Elsa.
Untuk sementara, jembatan diberlakukan skema operasional terbatas, di mana sisi A dibuka untuk lalu lintas, sedangkan sisi B ditutup sementara guna mendukung proses inspeksi lanjutan dan pengamanan struktur.
Pengecekan melibatkan tim ahli struktur dari PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Direktorat Jembatan Ditjen Bina Marga. Inspeksi dilakukan secara komprehensif mulai dari pondasi, pilar, abutmen, gelagar, hingga lantai jembatan, termasuk penilaian stabilitas tanah di sekitar struktur.
Sementara itu, Kepala Proyek PT HKI, Fathoni, menyampaikan bahwa penguatan tebing Sungai Batang Anai juga menjadi fokus utama penanganan darurat.





