Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN UMNatsir berkolaborasi dengan Tim Satgas Tanggap Bencana UMNatsir. Kolaborasi ini sejalan dengan misi KKN untuk menumbuhkan empati sosial, kepedulian kemanusiaan, serta kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi situasi kebencanaan.
Ketua Tim Satgas Tanggap Bencana UMNatsir, Adit, menjelaskan bahwa metode melukis dan bermain dipilih karena terbukti efektif dalam meredakan kecemasan anak-anak yang mengalami trauma langsung akibat bencana. Selain mewarnai, kegiatan juga diisi dengan bernyanyi, menggambar, dan sesi ice breaking untuk menciptakan rasa aman dan kebersamaan.
“Interaksi bermain bersama anak-anak tidak hanya membantu mereka mengelola stres, tetapi juga menenangkan masyarakat yang masih khawatir akan bencana lanjutan. Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan kembali semangat hidup dan solidaritas antarwarga,” jelas Adit.
Mahasiswa KKN UMNatsir menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat terdampak, tidak hanya pada masa tanggap darurat, tetapi juga selama proses pemulihan pascabencana. Mereka optimistis, kegiatan trauma healing ini akan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental anak-anak serta menjadi bagian penting dalam pemulihan sosial masyarakat Nagari Salareh Aia Timur.





